Arkeolog Temukan Seni Rupa Prasejarah Di Pulau Kisar, Maluku
Mahessa Update | Arkeolog berhasil menemukan Pulau Kisar, Kepulauan Maluku, Indonesia.
Meskipun pecinta seni mungkin tidak pernah mengunjungi Seni Rupa Prasejarah secara formal, Namun lukisan yang sebagian besar dibentuk sekitar 2.500 tahun yang kemudian ini mungkin merupakan menandakan munculnya elit sosial di kalangan orang-orang Zaman Perunggu awal di wilayah ini. Orang kaya sanggup memperoleh kekayaan mereka dari perdagangan menyerupai rempah-rempah atau perunggu yang sangat berharga.
Menurut arkeolog Sue O'Connor dari Australian National University di Canberra yang memimpin ekspedisi ini pada tahun 2014 dan 2015 di Pulau Kisar di tepi selatan Laut Banda, Salah satu pulau kecil yang berada di Kepulauan Maluku, Indonesia. Kepulauan ini populer selama berabad-abad sebagai Pulau rempah-rempah sekaligus sebagai satu-satunya sumber pala dan cengkeh di dunia.
Baca Juga : 10 Penemuan Terbesar Arkeologi Tahun Ini
"Sebelum Kami, tidak ada arkeolog lain yang melaksanakan penelitian di Pulau Kisar," kata O'Conor kepada LiveScience menyerupai yang kami lansir dari laman LiveScience.com. Menurutnya ketika Ia bekerja di sebuah situs arkeologi di bersahabat Timor Leste, Dia sangat ingin tau apakah pulau kecil semacam itu sanggup menopang populasi insan purba?
"Kami menemukan beberapa situs pendudukan , tapi yang benar-benar membuat kami takjub ketika mengikuti survei di pulau ini yaitu adanya beberapa daerah penampungan kerikil yang kami temukan dengan seni kerikil yang di cat," katanya lebih lanjut.
Setidaknya para peneliti telah menemukan lebih dari 30 situs lukisan batu di Pulau Kisar yang mempunyai luas hanya sekitar 80 kilometer persegi.
"Tempat ini berada di teras kerikil kapur terangkat yang membentuk ruangan luas menyerupai galeri alami dan lukisannya berada di dinding dan langit-langit," kata O'Conor.
"Lukisan-lukisan ini kebanyakan berada di kerikil kapur dengan warna merah dan berlatar belakang warna putih.," kata O'Connor .
Selain bergambar hewan, Lukisan Batu Prasejarah ini terdapat lukisan insan kecil yang sedang membawa senjata dan perisai. Sementara yang lainya menyampaikan orang-orang di kapal.
Beberapa jenis binatang juga diperlihatkan dalam Seni Rupa Prasejarah di Pulau Kisar ini menyerupai kuda dengan pengendaranya, ayam dan juga anjing yang telah berada di daerah ini semenjak sekitar 3.500 tahun terakhir, alasannya yaitu anjing hanya diperkenalkan ke wilayah ini sehabis waktu itu," katanya.
Selain itu ada juga gambar tangan insan yang dibentuk dengan menguraikan tangan insan dengan memakai pigmen merah , yang mungkin jauh lebih renta daripada lukisan kiasan, katanya.
"Pulau Kisar didiami oleh penduduk desa yang sangat tergantung pada hasil pertanian dan perikanan. Namun sampai ketika ini belum diekplorasi oleh para arkeolog", katanya. "Untuk berkeliling pulau, Kami memakai sepeda motor, bahtera atau berjalan kaki, alasannya yaitu tidak banyak jalan yang harus dilalui," kata O' Conor lebih lanjut.
Ekspedisi yang dilakukan pada tahun 2015 kemudian beranggotakan 8 peneliti pada ketika yang berbeda. Selain dari Australian Natioanl University juga ada dari Universitas Gajah Mada, Indonesia yang melaksanakan survei dan penggalian di sekitar Pulau Kisar," kata O' Conor.
Lima situs Seni Rupa Prasejarah di Pulau Kisar kini telah dirinci dalam penelitian yang diterbitkan di Cambridge Archaelogycal Journal.
Elit Kuno
Penelitian gres ini menarik perhatian pada kesamaan antara Seni Rupa Prasejarah di Pulau Kisar dengan Seni Rupa Prasejarah yang ditemukan di Timor dalam waktu yang hampir bersamaan.
"Saya pikir gaya seni gres menyebar dengan sangat cepat ke seluruh pulau sekitar 3.000 tahun yang lalu," kata O' Conor.
"Saya percaya bahwa pengenalan barang-barang dari materi perunggu yang dipertukarkan atau diperdagangkan atau dengan imbalan hasil hutan lokal menyerupai kayu cendana di Timor dengan rempah-rempah di Maluku membuat kelas elit gres dari mereka yang mengendalikan kekayaan ini dan masyarakat menjadi lebih hirakis," katanya.
"Benda Prestise" penting dari waktu dan daerah itu yaitu drum perunggu kuno yang ditemukan di beberapa negara Asia Tenggara dan Cina Selatan. Benda ini dikenal dengan sebutan Drum Dong Son, Dinamai demikian dari lokasi pertama kali ditemukan di bersahabat kota Hanoi di Vietnam.
"Drum akan menjadi referensi benda logam prestise yang mungkin telah dipertukarkan dengan pemimpin setempat untuk menanamkan hubungan perdagangan," kata O' Connor.
"Saat ini dibeberapa pulau lainnya di Indonesia menyerupai di Pulau Kisar dan Kepulauan Kei (dua dari banyak pulau dimana drum Dong Son ditemukan) drum tersebut di puja oleh penduduk desa setempat dan masih dipakai untuk upacara watak setempat," katanya.
"Drum Dong Son yang ditemukan di Indonesia bab timur itu besar dengan bunyi berdentam untuk bermain drums yang sangat menyerupai dengan bintang atau motif sinar matahari yang ditemukan pada seni kerikil di Pulau Kisar."
"Saya pikir seni ini terinspirasi oleh benda prestise gres ini dan mungkin menyampaikan kepada kita bahwa masyarakat menjadi lebih hierakis sehabis waktu ini," kata O' Conor.
0 Response to "Arkeolog Temukan Seni Rupa Prasejarah Di Pulau Kisar, Maluku"
Post a Comment