Tim Peneliti Temukan Silsilah Insan Yang Gres Punah Di Papua
MahessaBlog | Sebuah garis keturunan manusia yang gres punah yang gres ditemukan hidup di Pulau Papua, Indonesia yang berbaur dengan insan modern ditemukan oleh para peneliti.
Denisovan yang misterius hanya diketahui dari fosil yang ditemukan di Gua Denisovayang diperlihatkan pada gambar ini di Pegunungan Altai di Siberia/sunber gambar: Bence Viola, Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi.
Perbedaan genetik garis keturunan ini dari insan lain menjadikannya sebagai kelompok yang berbeda dengan kerabat kita yang telah punah, Neanderthal dan Denisova menyerupai yang kami lansir dari laman livescience.com.
Meskipun insan modern kini merupakan satu-satunya keturunan insan yang masih hidup, yang lain tidak hanya hidup berdampingan dengan insan modern, tetapi bahkan kawin silang dengan mereka meninggalkan DNA dalam genom insan modern. Silsilah kuno ini tidak hanya meliputi Neanderthal, kerabat terdekat insan modern yang telah punah tetapi juga Denisovans yang misterius yang hanya diketahui dari fosil yang ditemukan di Gua Denisova di Pegunungan Altai, Siberia.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa sementara Denisova menyebarkan asal yang sama dengan dengan Neanderthal, menyerupai Neanderthal berasal dari insan modern. Pekerjaan sebelumnya memperkirakan nenek moyang insan modern terpisah dari para leluhur bersama Neanderthal dan Denisova sekitar 700.000 tahun yang kemudian dan leluhur insan Neanderthal dan Denisova berbeda satu sama lain sekitar 400.000 tahun yang lalu.
Baca Juga : Penemuan Manusia Purba Tertua di Dunia
Pada tahun 2018 para ilmuwan menemukan bahwa Denisovans gotong royong mempunyai lebih dari satu garis keturunan. Satu terkait erat dengan Siberia Denisovan dan mempunyai warisan genetik terutama ditemukan di Asia Timur, Sementara yang lain lebih jauh terkait dengan Siberia Denisovan dan mempunyai DNA dikala ini sebagian besar terlihat di Papua, Indonesia dan Asia Selatan. Kelompok-kelompok ini terpecah sekitar 283.000 tahun yang lalu.
Manusia Purba baru
Untuk mempelajari lebih lanjut wacana genetika Denisovan, para ilmuwan menganalisis 161 genom insan modern yang meliputi 14 kelompok pulau di Asia Tenggara dan Papua.
Para peneliti menemukan bahwa bentangan besar DNA dari wilayah geografis ini tidak konsisten dengan skenerio dimana insan modern disana berbaur dengan hanya satu garis keturunan Denisovan. Sebaliknya mereka menemukan orang Papua modern membawa ratusan varian gen dari dua garis keturunan Denisovan yang sangat berbeda. yang sebelumnya dikenal di Papua dan Asia Selatan dan yang lainnya tidak pernah diindetifikasi sebelumnya.
Baca Juga : Misteri Manusia Hobbit di Indonesia
Semua dalam semua, "apa yang kami pikir yakni satu kelompok Denisovan tetapi gotong royong tiga kelompok yang sangat berbeda. dengan lebih banyak perbedaan di antara mereka daripada yang terlihat dikala ini pada insan modern," kata Murray Cox, spesialis genetika populasi di Massey University di New Selandia Baru.
Berdasarkan tingkat perbedaan genetik antara ketiga garis keturunan Denisovan , para peneliti menyarankan garis silsilah insan yang gres punah ditemukan terpisah dari dua garis keturunan lainnya sekitar 363.000 tahun yang lalu, kata Cox. Secara keseluruhan, garis keturunana Denisovan yang gres ini ,"hampir sama dengan individu Denisovan yang ditemukan di Gua Denisovan menyerupai halnya dari Neanderthal," kata Cox. "Ini berarti bahwa kalau kita akan memanggil Neanderthal dan Denisovan dengan nama khusus, kelompok silsilah insan yang gres punah ini mungkin memerlukan nama gres juga."
DNA dari garis keturunan yang gres ditemukan ini ditemukan terutama pada indivisu insan modern yang hidup atau erat dengan Pulau Papua, Indonesia," kata Cox. "Kami dulu menganggap Denisovan sebagai orang yang tinggal di utara yang membeku. contohnya disekitar Gua Denisovan di Siberia. tetapi sentra grafitasi mereka gotong royong berada di selatan di tempat tropis Asia Tenggara dan Pulau Papua.
Baca Juga : Penemuan Spesies Baru Manusia Purba di Taiwan
Faktor Kesehatan
Tujuan utama mereka bukan untuk berguru lebih banyak wacana evolusi manusia, tetapi untuk memberi manfaat bagi kesehatan insan modern.
"Program penelitian kami terutama difokuskan pada peningkatan perawatan kesehatan untuk wilayah di dunia yang secara radikal kekurangan," kata Cox merujuk pada tempat tropis. Faktanya, penelitian wacana insan purba telah condong ke Eropa dan Eurasia Utara , sebagian alasannya yakni DNA yang dikumpulkan dari tulang purba hanya sanggup bertahan hidup pada wilayah yang dingin. Sampai sekatang DNA tertua dari tempat tropis gres berumur sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Manusia modern telah mewarisi banyak varian genetik dari kawin silang dengan mansuia purba yang menghipnotis kesehatan insan dikala ini yang sebagian besar konkret dan yang lainnya negatif, kata Cox. Misalnya banyak orang Eropa membawa varian gen kekebalan dari Neanderthal dan ini terbukti sangat penting bagi kita untuk melawan bisul sampai hari ini. Jika kita mempertahankan varian gen kuno, itu biasanya alasannya yakni mereka lebih baik daripada varian insan modern. Kawin silang dengan hominim kuno dan kami sebagian besar mengambil semua bab yang bagus.
Dan setidaknya berdasarkan temuan gres silsilah insan yang gres punah dari banyak kelompok insan purba di Eurasia ,"kebanyakan mereka tinggal di erat tempat tropis ."Jika Anda melihat keragaman insan modern dan keanekaragaman hayati secara umum, contohnya flora dan hewan, sebagian besar keanekaragaman ada di tempat tropis. Studi ini cocok dengan tubuh temuan ilmiah yang jauh lebih besar yang menunjukkan bahwa ia juga berlaku untuk hominim purba, sentra gravitasi mereka juga berada di tempat tropis.
Di masa depan, para peneliti bertujuan memakai temuan mereka untuk membantu meningkatkan perawatan kesehatan untuk bagi orang-orang di pulau di Asia Tenggara."Apa yang dilakukan varian kuno ini? Mengapa kita masih memilikinya? Bagaimana kita sanggup meningkatkan layanan kesehatan untuk 300 juta orang orang yang intinya tidak mempunyai penelitian perawatan kesehatan sebelumnya alasannya yakni sangat bias terhadap orang-orang keturunan Eropa?" kata Cox.
0 Response to "Tim Peneliti Temukan Silsilah Insan Yang Gres Punah Di Papua"
Post a Comment